Asal Usul Ondel-Ondel Betawi
Budaya & Tradisi

Asal Usul Ondel-Ondel Betawi Sebagai Ikon Budaya yang Tetap Bertahan di Jakarta

Gplzone.net – Siapa yang tak kenal dengan ondel-ondel? Boneka raksasa khas Betawi ini selalu berhasil menarik perhatian, baik saat di arak dalam perayaan maupun tampil di acara budaya. Namun, tahukah Anda bahwa di balik penampilannya yang ceria, terdapat sejarah panjang dan makna mendalam yang menjadikannya sebagai simbol budaya yang tak lekang oleh waktu? Nah, untuk lebih jelasnya simak asal usul ondel-ondel Betawi di bawah ini yuk!

Read More : Ini Dia Lagu Daerah Sunda Populer yang Masih Melekat di Hati Masyarakat

Sejarah dan Asal Usul Ondel-Ondel Betawi

Ondel-ondel merupakan bagian integral dari kebudayaan Betawi yang telah ada sejak zaman nenek moyang. Menurut cerita turun-temurun, pada abad ke-17, seorang penduduk kampung di negeri Sundapura di landa wabah penyakit. Untuk mengusir penyakit tersebut, seorang dukun membuat boneka besar sebagai simbol penjaga desa dan penangkal bala. Boneka ini kemudian di kenal dengan nama ondel-ondel.

Pada masa kolonial Belanda, ondel-ondel di kenal dengan sebutan “barongan” dan sering di gunakan dalam prosesi adat untuk mengusir roh jahat dan penyakit. William Scot, seorang pedagang Inggris, mencatat dalam catatannya pada tahun 1605 bahwa ondel-ondel merupakan bagian dari pertunjukan masyarakat Sunda Kelapa.

Bentuk dan Simbolisme Ondel-Ondel

Ondel-ondel biasanya di buat sepasang, terdiri dari tokoh laki-laki dan perempuan. Tinggi ondel-ondel mencapai sekitar 2,5 meter dengan lebar 80 cm dan berat antara 20 hingga 25 kilogram. Rangka boneka terbuat dari anyaman bambu yang ringan, di hiasi dengan pakaian tradisional, topeng, serta rambut dari ijuk atau hiasan kepala berbentuk kembang kelapa.

Warna merah pada ondel-ondel laki-laki melambangkan semangat dan keberanian, sementara warna putih pada ondel-ondel perempuan mencerminkan kemurnian dan ketenangan. Kombinasi warna ini menggambarkan keseimbangan antara kekuatan dan kelembutan dalam kehidupan masyarakat Betawi.

Fungsi dan Peran Ondel-Ondel dalam Masyarakat

Pada masa lalu, ondel-ondel di gunakan dalam berbagai upacara adat, seperti tolak bala, untuk mengusir wabah penyakit dan gangguan roh halus. Selain itu, ondel-ondel juga menjadi bagian tak terpisahkan dari berbagai acara budaya, seperti pesta rakyat, pernikahan, dan penyambutan tamu penting.

Dalam tradisi lisan masyarakat Betawi, ondel-ondel di kenal sebagai media tolak bala, yaitu upacara untuk menolak penyakit dan gangguan roh halus. Dari fungsi spiritual itulah kemudian ondel-ondel menjadi bagian tak terpisahkan dari berbagai upacara adat, termasuk pesta rakyat, hajatan pernikahan, hingga penyambutan tamu penting.

Ondel-Ondel di Era Modern

Meskipun zaman telah berubah, ondel-ondel tetap eksis dan menjadi bagian dari identitas budaya Jakarta. Pada era 1970-an, Gubernur Ali Sadikin melakukan modernisasi terhadap ondel-ondel dengan mengubah penampilannya menjadi lebih ramah dan menarik, sehingga cocok untuk acara-acara modern.

Saat ini, ondel-ondel sering tampil dalam berbagai acara budaya dan festival di Jakarta, seperti Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) atau car free day di Jalan MH Thamrin. Pawai yang menampilkan berbagai budaya dan kesenian Betawi, termasuk ondel-ondel, tari topeng, serta tanjidor, di gelar dalam rangka menyambut HUT ke-495 DKI Jakarta.

Peran Ondel-Ondel dalam Pelestarian Budaya Betawi

Ondel-ondel bukan sekadar tontonan menarik, tetapi juga sarana penting untuk menjaga identitas budaya Betawi. Melalui pertunjukan ondel-ondel, generasi muda di perkenalkan pada nilai-nilai tradisi, seperti gotong royong, rasa hormat terhadap leluhur, dan kepercayaan terhadap kekuatan simbolis dalam kehidupan sehari-hari.

Banyak sanggar seni dan komunitas budaya di Jakarta yang secara rutin mengadakan pelatihan membuat dan menggerakkan ondel-ondel, sehingga keterampilan ini tidak hilang di telan waktu. Selain itu, ondel-ondel sering menjadi ikon dalam festival dan pameran budaya, menarik perhatian wisatawan lokal maupun mancanegara. Kehadirannya yang megah sekaligus edukatif membuat masyarakat Jakarta lebih mengenal akar budayanya sendiri, sekaligus memupuk rasa bangga terhadap warisan leluhur.

Baca juga: Seafood Laut Timur: Rasa Segar Dari Pulau-pulau Terpencil

Kreativitas dan Inovasi dalam Pertunjukan Ondel-Ondel

Seiring perkembangan zaman, pertunjukan ondel-ondel juga mengalami inovasi agar tetap relevan dengan masyarakat modern. Beberapa kelompok seni menambahkan musik modern, efek cahaya, atau kostum yang lebih atraktif, sehingga ondel-ondel bisa tampil tidak hanya di acara tradisional tetapi juga di festival hiburan, konser, atau event budaya kontemporer.

Inovasi ini menunjukkan bahwa budaya tradisional bukan sesuatu yang kaku dan kuno. Dengan kreativitas, ondel-ondel tetap bisa menarik perhatian generasi muda dan publik luas, sekaligus mempertahankan makna tradisionalnya. Transformasi ini memastikan bahwa ondel-ondel tetap hidup, di kenal, dan di cintai, tanpa kehilangan akar sejarah dan simbolisme.

Asal usul ondel-ondel Betawi mencerminkan kekayaan budaya dan tradisi masyarakat Betawi yang telah ada sejak zaman nenek moyang. Meskipun telah mengalami berbagai perubahan seiring berjalannya waktu, ondel-ondel tetap menjadi simbol budaya yang mencerminkan semangat dan identitas masyarakat Jakarta. Keberadaannya yang tetap bertahan hingga kini menunjukkan bahwa budaya lokal dapat terus hidup dan berkembang.

Dengan memahami asal usul ondel-ondel Betawi, kita dapat lebih menghargai dan melestarikan warisan budaya yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Jakarta.